Rasa nya menjadi kelas 1 SD telah merubah banyak hal pada anak pertama saya ini. Seperti sikap nya sebagai orang asing dan satu-satu nya muslim di koudo shougakkou. Dimulai dari kerelaan hatinya untuk konsisten berjilbab,pun saat berenang. Berbesar hati ketika harus makan bento full dari rumah, kemudian ketegasannya saat ditawarkan makanan oleh teman dan senseinya.
Begitu juga Ramadhan tahun ini, umur nya 6 tahun. Saya tidak memaksanya untuk puasa full di weekdays, karena selain musim panas menyengat serta lama (16,5 jam) kegiatan SD disini banyak aktivitas outdoor nya. Kalau weekend, insyaAllah sampai magrib, walau sahur molor :)
Ada 2 kejadian baru-baru ini yang membuat saya tercenung dan terharu.
Kejadian pertama adalah saat dia bertanya sampai kapan kita puasa, sampai tanggal berapa. Saya pikir karena dia mengeluh, puasa kok lama sekali? hehe. Belakangan saya baru tahu setelah melihat buku renrakuchou (buku pengantar orang tua-murid), ternyata si F cerita ke senseinya kalau sedang puasa, kemudian sensei nya bertanya sampai kapan. karena saat itu belum tahu jawabannya, jadi bertanya dulu sama ibu nya dan jawaban nya di tulis sendiri dibuku renrakuchou (gambar bawah kiri) T_T.
ibu nya memang ga kepikiran ngasih tau sensei, hiks.
sensei pun merespon : taihen desu ne (berat yaa).
gapapa ya nak, taihen taihen di dunia, tanoshi tanoshi di akhirat, insyaAllah ..Aamiin
Kejadian kedua, saat 2 orang temannya datang kerumah, menjemput untuk membuat PR dan bermain bersama. Nah salah satu kebiasaan anak-anak jepang, saat bermain terutama musim panas adalah membawa suito (botol minum). terjadilah dialog berikut
Y-chan : fahira, Suito wa? (botol minumnya mana?)
F : ee, bla bla asa kara, yoru made. mizu nomanai, oyatsu tabenai bla bla (intinya jelasin kalau sedang puasa, jadi tidak makan minum dari pagi sampai sore/malam)
Y dan A chan : eee, sokka,
Alhamdulillah, walau tidak selalu full, setidaknya sudah memahami hakikat puasa dan bisa menjelaskan ke teman dan sensei mengenai puasa ini,
Dan minggu lalu kami mendapat jadwal untuk bertemu langsung
dengan Kosuji-sensei (guru kelas Fahira). Beliau sangat senang dengan cara
Fahira beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Walaupun diawal banyak hal yang
dirasa aneh oleh teman-temannya, misalnya cara berpakaian, makan bento dari
rumah, cara berganti pakaian yang harus di ruangan tersendiri, juga pakaian
renangnya, namun Fahira tampak easy going dengan keunikannya dan teman-teman
kini sudah sangat paham dan menerimanya apa adanya. bahkan banyak yang kagum dengan
puasa Fahira dan memberi semangat.
Sensei mengatakan bahwa hari ini Fahira sudah benar-benar
menyatu dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari teman-teman secara kolektif.
Apapun keunikan-keunikan baru Fahira yang belum terungkap, sudah bisa dimengerti
sepenuhnnya oleh sekolah dan teman-teman.
Doa kami, walau tak lama umur ini membersamaimu, semoga Akidah mu tetap lurus sampai maut menjemput, Aamiin
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
“Wahai Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat, wahai Rabb kami, perkenankanlah doaku.” (Ibrahim: 40)
No comments:
Post a Comment